Meme, Lucu tapi Berpotensi Jadi Misinformasi, Kok Bisa?

Photo of author

By Editor

OLEH BHAGAS DANI PURWOKO

Ilustrasi

MEME. Mengacu ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), meme (dibaca mim) adalah cuplikan gambar dari acara televisi, film, dan sebagainya atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan melucu dan menghibur.

Ya, meme kerap disebarkan dengan tujuan lucu-lucuan atau hanya untuk hiburan. Namun, tahukah Anda, meski intensinya lucu-lucuan, meme berpotensi menyesatkan? Alasannya, tak semua orang yang melihat meme memiliki anggapan yang sama. Ada potensi salah menerima informasi yang ada di dalam meme, sehingga bisa menjadi misleading.

Apalagi, meme yang berkaitan dengan pejabat, tokoh atau figur publik.

First Draft memasukkan satire/parodi sebagai salah satu kategori mis/disinformasi. Meme umumnya merupakan satire/parodi.

Mengapa meme bisa jadi mis/disinformasi?

Dalam sejumlah kasus, meme dapat menjadi sensitif atau ofensif, terutama ketika mengolok-olok minoritas atau kelompok rentan. Meme yang tidak bertanggung jawab juga dapat menyebar berita mis/disinformasi hingga menjadi hoaks berbahaya.

Melansir Poynter Institute, poynter.org, meme kini kerap menjadi cara licik untuk menyebarkan mis/disinformasi. Tak sedikit pula memercayai informasinya yang ternyata bohong. Mengapa meme dianggap bisa menyebarkan hoaks dengan cepat?

Pertama, meme sangat cepat dan mudah dibuat. Selain itu, meme memudahkan orang untuk merasakan lelucon dan ingin membagikannya kembali.

Meme dapat menarik perhatian berbagai kalangan dan kelompok usia sehingga memiliki potensi untuk menjadi viral. Tapi, untuk sesuatu yang lucu, kadang-kadang meninggalkan konteks penting. Jadi, pikirkan kembali sebelum membagikan meme di akun media sosia!

Pastikan, tak mudah membagi ulang sebelum mengecek kebenarannya.

Pada masa pandemi Covid-10, meme menjadi salah satu bentuk yang banyak digunakan untuk menyebarkan hoaks. Perusahaan Intelijen Media, Zignal Labs, dalam risetnya menemukan, pada akhir 2020 beredar meme yang akhirnya memicu menyebarnya ribuan unggahan baru soal teori konspirasi.

Teori konspirasi yang mengaitkan vaksin Covid-19 dengan teknologi 5G. Unggahan itu berupa gambar yang menampilkan sebuah sirkuit listrik pedal gitar, tetapi diklaim sebagai chip 5G. Meme itu menyertakan teks yang menyebut arsitektur chip sama dengan vaksin Covid-19.

Di Indonesia, banyak meme menyebar. Beberapa kasus bahkan diproses hukum karena dianggap melanggar ketentuan UU ITE. Berikut ini beberapa contoh kasus yang pernah terjadi di Indonesia!

Contoh meme yang bisa jadi mis/disinformasi
1. Kasus Meme Stupa Borobudur

Sumber: Akun Twitter @KRMTRoySuryo2

Kasus meme stupa Candi Borobudur yang diedit wajah mirip Presiden Jokowi tentu masih hangat di ingatan kita. Kasus ini menjerat Roy Suryo pada Juni 2022 lalu. Mantan Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dihukum bui selama sembilan bulan karena dinyatakan terbukti bersalah melanggar UU ITE terkait penistaan agama.

Roy Suryo sendiri bukan pembuat maupun pengunggah pertama meme tersebut di Twitter. Roy juga melaporkan para pengunggah pertama meme tersebut ke pihak kepolisian. Meski Roy Suryo telah minta maaf, namun nasi sudah jadi bubur. Kasus tetap berjalan hingga putusan pengadilan.

Sumber: Akun Twitter @KRMTRoySuryo2

Perlu diketahui, meme tersebut dibuat bertujuan mengkritik rencana pemerintah hendak menaikkan harga tiket masuk Tempat Wisata Candi Borobudur. Sehingga meme itu menyebar luas di Twitter, kemudian secara reaktif Roy Suryo justru ikut mengunggah meme tersebut via akun Twitter pribadinya. 

2. Kasus Meme Klepon Tidak Islami

Sumber: Akun Twitter @IreneJuliency

Pada Juli 2020 lalu, beredar meme viral yang menggegerkan jagat maya. Meme itu bergambar jajanan klepon yang telah difabrikasi dan diberi tulisan Kue Klepon Tidak Islami. Meme itu pun seketika menyebar di Twitter, Facebook, maupun Instagram secara cepat. Warganet langsung berbondong-bondong mengomentari meme tersebut.

Entah tujuan pembuat meme itu hanya sekadar lelucon atau sengaja memantik api perseteruan. Berdasar analisis Ismail Fahmi dari Drone Emprit di akun Twitter-nya, diketahui penyebar meme itu didominasi kubu non-konservatif, lantas secara tidak langsung menuduh kubu konservatif sebagai pembuat meme tersebut. Kedua kubu itu merupakan residu Pilpres 2019. Hal ini menyebabkan keramaian, dan banyak yang terjebak perseteruan karena meme tersebut.

Sumber: Akun Facebook Islah Bahrawi

Hati-hati, jangan asal sebar, meski untuk lucu-lucuan

Di era “serba viral” dengan banyaknya platform media sosial, perlu kehati-hatian dan bijak dalam menyerap dan membagikan informasi di beranda Anda.

Meski Anda hanya bertujuan menghibur, bisa jadi meme yang dibagikan diartikan secara berbeda oleh orang lain sehingga bisa menimbulkan dampak yang berbeda pula. Bahkan, mungkin tak pernah kita bayangkan.

Jika meme itu bersifat ofensif dan tidak jelas sumber pembuatnya, sebaiknya tidak perlu ikut menyebarkan. Apa yang bisa dilakukan? Sebelum mempercayai informasinya atau memutuskan membagikan ulang, lakukan cek dan ricek!

Pertama, cek apakah informasi yang ada di teks meme tersebut benar atau tidak.

Kedua, lakukan pengecekan gambar meme menggunakan Google Images atau Yandex, atau Google Lens.

Cara menelusuri gambar menggunakan Google Images bisa menggunakan laptop atau smartphone.

Caranya mudah, jika menggunakan Google Lens, Anda cukup memotret visual gambar yang akan dicek, kemudian telusuri. Cek satu per satu hasil penelusuran untuk mengetahui kebenaran visual atau informasinya.

Sementara, jika menggunakan Google Images, lakukan tahapan berikut ini:

  • Buka images.google.com
  • Klik icon kamera
  • Unggah gambar yang hendak ditelusuri
  • Telusuri gambar

Fitur tersebut untuk menemukan berbagai gambar mencakup hasil penelusuran objek dalam gambar, gambar serupa, atau situs berisi gambar tersebut atau gambar serupa.

Cara lainnya, cek informasi yang Anda dapatkan melalui berbagai situs pengecekan fakta. Di Indonesia, sejumlah media sudah menyediakan kanal-kanal khusus cek fakta. Atau, bisa juga cek di situs kolaborasi seperti cekfakta.com atau turnbackhoax.id. (*)

REFERENSI: https://radarbojonegoro.jawapos.com/esai/711324720/meme-lucu-tapi-berpotensi-jadi-misinformasi-kok-bisa

Tinggalkan komentar