JAKARTA – Google dan YouTube Indonesia berkolaborasi untuk mengajak masyarakat Indonesia mencegah penyebaran misinformasi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Adalah kegiatan prebunking dalam format kuis permainan edutainment bertajuk “Kuis Recheck Sebelum Kegocek”, yang dibawakan oleh Vincent Rompies sebagai host, untuk mengenali misinformasi.
Dalam game show ini, para pengisi acara diminta menebak berbagai taktik prebunking dengan beragam teknis, mulai dari emotional manipulation, discrediting, hingga contextual distortion.
Untuk diketahui, prebunking merupakan proses membongkar kebohongan, taktik, atau sumber, sebelum informasi keliru menyerang.
Menurut Head of Brand & Reputation Google Indonesia, Mauriel Makarim, prebunking menjadi penting menjelang Pemilu untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah tergocek hoaks.
“Cara edukasi yang efektif adalah metode prebunking, di mana kita memberikan pola-pola untuk mendeteksi misinformasi. Pasalnya, ada banyak trik untuk menyebarkan hal tersebut. Dengan memahaminya, kita bisa memahami mana berita yang hoaks,” ujarnya Mauriel dalam acara tersebut.
Ia melanjutkan, “Di Indonesia sendiri, taktik misinformasi yang sering ditemui ada tiga, yaitu taktik memancing emosi, taktik manipulasi gambar atau video, dan taktik merusak reputasi orang.”
Terdapat tiga tim yang ikut berpartisipasi dalam kuis ini, yakni tim Crosscheck yang terdiri dari Reza Chandika, Tara Basro, dan Mandy CJ, yang juga merupakan co-founder TFR.
Kemudian ada tim Melek yang beranggotakan Devina Aureel, Abigail Limuria, dan Clairine Clay. Terakhir ada tim Respect yang dihadiri oleh Refal Hady, Zsazsa Utari, dan Jejouw.
Selama kuis, kesembilan peserta diberikan berbagai headline berita yang mengandung hoaks dan misinformasi, kemudian harus menebak beragam taktik prebunking yang tadi disebutkan.
Mereka kemudian akan dinilai dengan para juri terpilih, yakni Elin Kristanti dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Shafiq Pontoh dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Febrina Galuh dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Najwa Shihab.
Cara mengenali misinformasi di internet
Dalam kesempatan tersebut, Najwa Shihab membagikan beberapa poin untuk mengenali hoaks, yaitu dengan mengecek ulang kebenaran informasi, cek tanggal berita diunggah, serta pastikan kebenaran situs yang mengunggah berita.
“Ada beberapa cara untuk mengenali red flag informasi yang jauh dari kebenaran. Pertama, lakukan recheck di lima detik pertama setiap dapat informasi; kedua, cek apakah ini berita baru atau lama? Siapa yang memberikan informasinya? Apakah kredibel atau tidak?; ketiga, pastikan situs-situs cek fakta ini mengandung kebenaran atau tidak?” jelasnya.
Reza Chandika, salah satu peserta kuis, ikut membagikan tips mencegah penyebaran hoaks yang biasa dilakukannya, yaitu dengan memeriksa kebenaran faktanya.
“Pertama adalah lihat dulu judulnya, karena menurut gue judul sekarang itu banyak yang clickbait. Jadi kalau judulnya sudah tidak bonafide, tidak usah dibaca. Tapi kalau memang beritanya menarik, dibaca dulu isinya, baru dicek lagi faktanya benar atau tidak,” katanya.
Devina Aureel kemudian menambahkan, “Jangan asal sebar berita, walaupun menarik, biasanya aku simpan sendiri dulu dan cari tahu sendiri dulu sebelum disebarkan ke orang lain.”
Selaras dengan itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Betty Epsilon Idroos, mengapresiasi kegiatan prebunking yang diselenggarakan oleh Google Indonesia.
Ia berpendapat, bermain game merupakan cara paling mudah untuk mengenal prebunking, terutama di tahun politik seperti saat ini.
“Sebanyak 50% pemilih saat ini adalah anak muda, sehingga dengan cara seperti ini, kita jadi mengetahui apa itu prebunking. Selain cerdas dalam memilah informasi, anak muda juga dapat harus memastikan apakah mereka sudah terdaftar sebagai pemilih melalui situs KPU,” pungkas Betty.
Nah, Google Game Show “Kuis Recheck Sebelum Kegocek!” ini sudah dapat disaksikan di kanal YouTube Google Indonesia mulai 6 Oktober 2023 lalu, lho!