OLEH MUHAMAD ISHLAHUDDIN
Kota Batam, Kepulauan Riau, dikenal dengan surganya barang bekas, bermerek dan murah. Akhirnya banyak muncul akun-akun sosial media baik instagram, facebook yang menjual aneka barang bekas dari Kota Batam.
Situasi ini juga justru menjadi celah bagi oknum nakal yang berniat untuk meraih keuntungan dengan cara yang tidak benar.
Salah satu modus yang kerap digunakan, yakni dengan membuat akun palsu yang mirip dengan akun asli dari penjualnya untuk menipu korbannya.
Jika kita melihat kedua tangkapan layar akun instagram di atas, keduanya sepintas terlihat mirip. Mulai dari nama, logo toko dan beberapa gambar yang diunggah. Namun, salah satunya merupakan akun palsu.
Jika menemukan hal serupa, langkah pertama yang harus kita lakukan yakni dengan melihat informasi akun tersebut. Akun asli di atas telah dibuat sejak 2015 silam dan tidak pernah berganti nama. Sementara akun palsu tersebut baru dibuat 2021 dan sudah berganti nama sebanyak lima kali.
Langkah kedua kita bisa memantau dari unggahan akun asli, ia kerap mengunggah informasi terkait akun palsu yang mirip dengan akun mereka agar para pelanggannya tak tertipu.
Langkah ketiga yakni lihat kolom komentar, biasanya akun palsu tidak mengaktifkan kolom komentarnya, seperti akun palsu di atas.
Ada juga yang menjual barang dengan harga kelewat murah tak masuk akal, trik-trik semacam ini kerap berhasil mengelabui korbannya yang berada di luar Kota Batam.
Akhirnya, tak jarang masyarakat di luar Batam dibuat terkecoh dengan akun-akun ini. Hingga akhirnya melakukan transaksi jual beli daring.
Korban akan mengirimkan sejumlah uang dengan harapan barang yang beli bisa ia dapat. Namun, sayangnya barang yang dibeli tak kunjung sampai ke rumah mereka.
Salah satu contoh kasus yang menimpa seorang wanita asal Majalengka, Jawa Barat. Menurut pengakuan wanita yang akrab disapa Tutuy ini, ia kerap mendapat informasi kalau Batam punya blackmarket, dan kerap menjual barang bekas dengan harga yang murah.
“Terus aku cari-carilah kayak kata kunci iPhone Batam di Instagram gitu, soalnya kebetulan emang lagi mau beli hp,” kata Tutuy menceritakan kronologi kasus penipuan yang menimpanya 2018 silam.
Saat itu, ia menemukan sebuah akun instagram yang tak ia ingat lagi namanya. Dalam akun tersebut, terdapat banyak testimoni dan ia yakini akun tersebut akun benar bukan penipuan.
“Pas aku chat tuh, fast respon penjualnya. Nah setelah aku hubungi lewat ig [instagram] aku ditelepon lewat telepon biasa gitu,” kata dia.
“Ke sini aja [ke nomor telepon yang menghubunginya], Kak,” ujarnya mengikuti perkataan admin akun palsu tersebut.
Menurutnya, admin yang menghubunginya layaknya calo yang menawarkan hp murah. “Setiap aku tanya tentang teknisnya bagaimana di ig, pasti balasnya sebentar ya, Kak.”
Setelah menjalin komunikasi dan sepakat untuk bertransaksi, ia dihubungi oleh seorang pria. “Pokoknya bapak-bapaknya nelpon aku terus sampe aku di depan ATM pun bapak-bapaknya tetep telpon aku,” kata dia.
Tutuy pun akhirnya mentransfer uang sebesar Rp2,5 juta kepada pria tersebut, untuk pembelian hp IPhone 8, yang pada tahun itu masih dibandrol dengan harga Rp 5 jutaan di Kota Batam.
“Terus bapaknya bilang kalau ini ada tambahan berapa juta gitu, buat tebus barangnya apa gimana, tapi nanti duitnya dibalikin lagi setelah ditransfer. Nah, aku kebetulan tf [transfer] pakai ATM Bapakku, dia arahkan biar transfer ke dia sebanyak mungkin, dan untungnya aku waktu itu lupa kata sandinya,” kata dia.
Setelah ia meninggalkan mesin ATM dan pulang, ia baru menyadari telah ditipu oleh akun yang ia temukan di instagram tersebut. Akun tersebut hilang tanpa jejak bersama uang yang telah ia transfer.
“Kayanya sampai sekarang aku masih simpan bukti transfernya di rumah, entah sudah hilang kali tulisannya di sana,” kata dia.
Tak ada niatnya saat itu untuk melapor ke Polisi, sebab sudah mengikhlaskannya dan menjadikannya sebuah pelajaran dalam bertransaksi di toko daring.
“Ternyata setelah aku sadar banyak juga yang instagramnya semacam itu dan testimoninya sama persis. Menurut aku, penipuan semacam itu ada agensinya,” kata dia.
***
Sementara itu, pada Januari 2023 ini, Dirjen Bea dan Cukai mencatat, pihaknya telah mendapat sebanyak 467 laporan terkait penipuan dengan modus toko daring atau online shop ini. Mereka menyimpulkan, kasus ini rata-rata terjadi Indonesia.
Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang melansir data ada 16 kasus penipuan jual beli online dari Januari hingga Maret 2023 dengan total kerugian Rp536.320.973.
Bagi masyarakat perlu lebih berhati-hati dalam belanja online, agar tak jadi korban penipuan.
Berikut beberapa tips agar tidak mudah tertipu jual beli online:
1. Jangan mudah tergiur dengan harga barang yang murah.
Sebab, trik ini biasanya digunakan akun palsu atau hoaks untuk menarik minat pelanggan agar tergiur membeli barang mereka.
2. Lakukan pengecekan di kolom komentar akun yang menjual.
Biasanya kita bisa mendapatkan informasi lebih di kolom komentar, bisa berupa testimoni pelanggan sebelumnya, bisa juga pertanyaan seputar produk. Jika kolom komentar justru berbau negatif bahkan takada dan mematikan kolom komentar, bisa menjadi pertimbangan untuk bertransaksi.
Komentar di akun palsu orcacellular dimatikan, guna menghindari komentar chat dari para korbannya.
3. Akun penipuan biasanya tidak menyertakan testimoni atau biasanya mereka menggunakan testimoni dari chat WhatsApp yang telah diedit.
Testimoni palsu biasanya ditulis dengan kalimat yang berlebihan. Bukan menceritakan pengalaman belanja, justru menuliskan keunggulan produk yang terlalu muluk-muluk.
4. Akun instagram penipuan biasanya sering berganti nama. Sehingga perlu untuk mengecek berapa kali akun tersebut berganti nama.
Akun palsu telah berganti nama sebanyak lima kali, sementara yang asli hanya sekali.
5. Akun mencurigakan biasanya sering menyertakan link. Jangan mengklik tautan tersebut, karena bisa digunakan untuk kejahatan phising.
6. Biasanya online shop tersebut tidak menggunakan fitur pengiriman cash on delivery atau (COD).
Berikut adalah beberapa tips agar kita terhindar penipuan akun palsu jual beli online.
Mari belanja online cerdas, biar tak tertipu, jangan buru-buru! (*)
“Tulisan ini merupakan kolaborasi antara Ulasan Network berasama Cekfakta.com termasuk di dalamnya, AMSI, Mafindo dan didukung oleh Google News Initiative”
REFERENSI: https://ulasan.co/waspada-akun-palsu-olshop-berikut-tips-aman-belanja-online/